Ramainya Jambore Sepeda Onthel di Indonesia
Jambore sepeda tua yang sepeda gazelle diselenggarakan di Gelora 10 November Surabaya tempo hari (7/5) berjalan meriah. Tidak cuma sepedanya, namun juga dandanan beberapa ingindara. Sebagian kenakan pernik-pernik bertopik nasionalisme. Ada yang berjarit sebagai simbol budaya. Ada yang membawa senapan sebagai atribut perang.
Diawali dari Stadion Gelora 10 November, beberapa pesepeda mulai menggowes sekitaran jam 07. 00. Mereka melalui Tambak Wedi Baru, maka berputar balik menuju Nambangan, selanjutnya melalui Jembatan Surabaya untuk kembali pada tempat keberangkatan.
Situasi riuh juga ikuti selama perjalanan. sepeda gunung phoenix Sebagian ingindara menyimpan sound sistem dengan nada menggelegar di boncengan. Bahkan juga, ada yang berniat memodifikasi sepeda sampai dapat membawa sound sistem memiliki ukuran besar. Seringkali mereka bersepeda sembari menggoyangkan lengan serta tubuhnya.
Beberapa ingindara itu bukan cuma datang dari Surabaya. Mereka menjadi beberapa anggota komune sepeda tua dari beragam lokasi. Ada yang datang dari Jember, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dsb.
baca juga ; sepeda polygon anak
Beberapa besar datang ke Surabaya mulai sejak Sabtu. Beberapa besar naik mobil serta truk. Tetapi, juga tidak sedikit yang menggowes sepeda dari kota aslinya. ''Kami berenam naik sepeda dari Jombang. Berangkatnya tempo hari (Sabtu, Red) jam 09. 00, " terang Riska Onthelista, salah seseorang pesepeda.
Selama perjalanan, mereka berapa kali singgah ke base camp komune lain sampai baru tiba di Gelora 10 November sekitaran jam 23. 00.
Rupanya bukan sekedar orang dewasa yang menginginkan ikut serta dalam acara Jambore Sepeda Tua kesempatan ini. Anak-anak juga nampak semangat mengayuh sepeda. Salah seseorang yaitu Angelina Queen.
Bocah 5 th. itu datang berbarengan orangtua serta dua kakak lelakinya. Berseragam tentara komplit dengan aksesories penyamaran, Angelina ikut menggowes sepeda meniti jarak sekitaran 23 km..
''Tadi hanya berhenti 2 x, " tuturnya malu-malu. Sang bapak juga membetulkan. Bungsu tiga bersaudara itu cuma berhenti untuk minum, selanjutnya kembali menggenjot sepeda kecilnya. ''Kalau dia katakan lelah ya didorong sebentar, " terang Rudi Hartono, sang bapak.
Tempo hari bukanlah kali pertama sang putri turut bersepeda jarak jauh. Sebelumnya, Angelina sempat juga turut bersepeda di moment Jombang Tempo Dahulu. Karena kegigihannya mengayuh sepeda serta kostum yang sesuai sama, dia juga memperoleh juara pertama sebagai peserta dengan busana terunik.
Selain bersepeda keliling Surabaya, terdapat beberapa aktivitas yang dijalankan dalam Jambore Sepeda Tua itu. Berjalan mulai 6 Mei, lapangan Gelora 10 November juga dipenuhi penjual barang klithikan. Belasan pedagang menjual barang lawas bernilai tinggi.
Beragam aksesories sepeda tua dapat diketemukan ditempat itu. Mulai pedal, sadel, lampu, dinamo, sampai sepeda tua. Semua dapat dibeli. Harganya banyak variasi. Mulai beberapa ratus ribu sampai jutaan rupiah.
Umpamanya, bel sepeda buatan Jerman yang seharga Rp 2, 75 juta. Lalu, ada pula lampu Gazelle seharga Rp 3, 5 juta. Mereknya populer serta tidak lagi di produksi.
Ada juga sadel buatan sebelumnya 1900-an yang dipasarkan seharga Rp 3 jutaan. Sepeda tua yang di tawarkan juga rata-rata mempunyai harga diatas Rp 10 juta. Beberapa bermerek Gazelle
0コメント